Tradisi Ruwahan Padukuhan Wonotoro Kalurahan Pucung

wawan 29 Maret 2022 12:59:56 WIB

desapucung.gunungkidulkab.go.id - Wonotoro. AKTIVITAS budaya atau tradisi yang dilakukan masyarakat di setiap daerah, dalam rangka menyambut bulan puasa sangatlah beragam dan berbeda-beda. Tradisi menyambut puasa di Jawa Tengah dikenal dengan nama tradisi Ruwahan. Tradisi ini telah dilakukan selama bertahun-tahun yang menggabungkan antara kepercayaan adat dan ajaran agama Islam. Tradisi ini dijaga kelestariaannya sampai sekarang dan masih dijalankan terutama di daerah pinggiran atau pedesaan.

 

Tradisi ini memiliki tata cara yang unik di tiap daerah, namun sebagian besar memiliki konsep yang sama, yakni untuk mendoakan para leluhur mereka dan berbagi sedekah dengan orang-orang sekitar.

 

Ruwahan berasal dari kata Ruwah, nama Jawa untuk bulan kedelapan dalam kalender Islam, Sya’ban, tetapi masih berasal dari bahasa Arab ruh (jamak: arwah), yang berarti jiwa atau roh. Seperti dilihat dari penamaannya, orang Jawa menandai bulan Sya’ban sebagai waktu yang diperuntukkan bagi ritual khusus untuk mengingat kematian, suatu praktik yang berakar dalam budaya Jawa

 

Tradisi ruwahan juga merupakan sebuah tradisi dari wujud rasa syukur kepada Allah SWT, yang dilaksanakan pada bulan Ruwah, tepatnya di antara tanggal 10-20 hijriyah dalam kalender hijriyah serta ungkapan rasa sukacita memasuki ibadah puasa pada bulan Ramadhan.

 

Ada beberapa serangkaian acara yang dilakukan dalam acara ruwahan seperti nisfu Sya’ban (Sabanan), bersih desa, slametan, kendurenan, ziarah kubur, hingga berakhir pada acara padusan (junub/mandi keramas) pada akhir bulan Syaban. (sp)

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar